MEWABAHNYA TIKUS PADA EKOSISTEM SAWAH
Tanaman
padi ( Produsen ) akan lebih cepat habis karena jumlah tikus banyak sedangkan
pemangsa tikus ( Ular ) mungkin jumlahnya sedikit. Jadi Produsen akan cepat
habis, sedangkan Hewan / Pemangsa (Konsumen III) yang tingkatnya diatas
Pemangsa Tikus (Konsuman II) juga akan berkurang karena kekurangan sumber
makanannya.
Dengan
kata lain, akan terjadi ketidakseimbangan pada rantai makanan apabila jumlah
Tikus (Konsuman I) tidak segara dikendalikan Tikus yang telah terbunuh/tertangkap
hanya merupakan indikasi turunnya populasi. Yang perlu diwaspadai adalah
populasi
tikus
yang masih hidup, karena akan terus berkembang biak dengan pesat selama musim
tanam padi. Disamping itu monitoring keberadaan dan aktivitas tikus sangat penting
diketahui sejak dini agar usaha pengendalian dapat berhasil.
Cara
monitoring antara lain dengan melihat lubang aktif, jejak tikus, jalur jalan
tikus, kotoran atau gejala kerusakan tanaman. Dan tidak kalah pentingnya adalah
mewaspadai terhadap kemungkinan terjadinya migrasi (perpindahan tikus) secara
tiba-tiba dari daerah lain dalam jumlah yang besar
Tikus
bisa hidup di luar rumah dan juga hidup di dalam rumah bersama-sama dengan
manusia. Tikus biasanya dianggap sebagai hama karena banyak memberikan dampak
buruk bagi manusia sehingga suka diburu untuk dimusnahkan. Di balik semua itu,
ada juga orang-orang yang menjadikan tikus sebagai hewan peliharaan, serta ada
juga budaya suatu daerah yang menghormati tikus setinggi langit sehingga haram
hukumnya menyakiti tikus.inilah bebrapa efek yang di timbulkan oleh hama tikus
tersebut:
- Menimbulkan Kerusakan
Karena
tikus adalah hewan pengerat maka tikus akan menggigiti barang-barang yang ada
di rumah kita serta membuat lubang-lubang untuk jalan akses keluar masuk tikus.
Selain itu tanaman-tanaman yang ditanam manusia bisa dirusak tikus
- Mengotori Rumah
Tikus
buang air besar dan buang air kecil sembarangan di dalam maupun di luar rumah
kita sehingga menimbulkan pemandangan dan bau yang tidak sedap. Mau tidak mau kita
harus membersihkannya sudah tentu dengan rasa jijik Makan Minum dan Mengacak-Acak Makanan Minuman Manusia
Apabila makanan dan minuman kita tidak ditutup rapat dengan benar, maka tikus
bisa masuk dan ikut berpesta pora terhadap makanan kita. Jika sudah begitu maka
kita pun akan merasa jijik untuk makan makanan yang sudah dicicipi dan
diacak-acak oleh hewan tikus yang tidak bertanggung jawab.
- Menimbulkan Penyakit
Tikus
bisa menjadi medium penyebaran penyakit berbahaya seperti pes dan leptospirosis
(kencing tikus). Jika mendengar penyakit yang berbahaya tersebut, maka rasanya
ingin segera memberantas tikus-tikus yang ada di sekitar kita agar terhindar
dari resiko terkena penyakit yang berbahaya.
- Menimbulkan Polusi
Tikus
yang mengeluarkan suara mencicit-cicit serta menimbulkan suara gaduh cukup
mengganggu ketenangan di telinga kita. Tikus yang mati dan menjadi bangkai di
tempat yang tidak terlihat mata kita juga bisa menjadi teror yang cantik bagi
seluruh penghuni seisi rumah dengan polusi udara tingkat tinggi.
- Membuat Orang-Orang Takut dan Panik
Tikus
yang lenggang kangkung lewat ke sana ke mari di sekitar kita juga bisa membuat
panik terhadap orang-orang yang phobia terhadap tikus. Entah kenapa orang bisa
takut pada tikus dan bisa menjerit-jerit dan panik setengah mati jika melihat
tikus. Yang pasti hal tersebut sangat tidak menyenangkan bagi orang-orang
normal yang tidak takut kepada tikus jika melihat orang lain panik melihat
tikus.
- Bisa Melukai Manusia
Masih
ingatkah dengan pesan orangtua untuk cuci tangan dan cuci kaki sebelum tidur
agar tikus enggan menyantap tangan dan kaki kita yang bebau makanan yang
disukai para tikus. Gigi tikus yang sangat tajam memang bisa saja melukai kita.
Oleh karena itu kita harus terus waspada dan berhati-hati terhadap berbagai
acaman yang ditimbulkan oleh tikus yang kurang ajar.
- Memangsa Hewan Peliharaan
Bukan
sesuatu yang tidak mungkin tikus akan menyerang hewan-hewan peliharaan
kesayangan kita jika sedang lapar. Hewan seperti burung, ayam, bebek, kelinci,
dan lain sebagainya bisa saja mati dimangsa tikus yang kelaparan. Makanan
binatang peliharaan kita pun juga kadang menjadi santapan tikus-tikus yang
lapar
- Merusak Pemandangan
Apa
enaknya melihat penampilan tikus yang lusuh, dekil, kotor, kucel, pitak dan
menjijikkan? Dengan membayangkan kelakuan tikus kepada kita saja sudah
menibulkan rasa kesal yang amat sangat, apalagi melihat penampakan tikus-tikus
yang berlalu-lalang tanpa merasa bersalah di depan kita dengan mata kepala kita
sendiri.
- Menimbulkan Wabah Kelaparan
Tikus
dalam jumlah besar bisa merusak sawah, ladang dan kebun yang sedang ditanami
beraneka bahan makanan manusia seperti padi, jagung, buah dan sayur. Tikus pun
juga bisa menyerang dan menghabiskan persediaan makanan di dalam lumbung dan
gudang bahan pangan sehingga serangan hama tikus tidak boleh disepelekan dan
harus ditindak jauh-jauh sebelum terjadi bencana.
Jumlah anak tikus per
induk beragam antara 6-18 ekor, dengan rata-rata 10,8 ekor pada musim kemarau
dan 10,7 ekor pada musim hujan, untuk peranakan pertama. Peranakan ke 2-6
adalah 6-8 ekor, dengan rata-rata 7 ekor. Peranakan ke 7 dan seterusnya, jumlah
anak menurun mencapai 2-6 ekor, dengan rata-rata 4 ekor. Interval antar
peranakan adalah 30-50 hari dalam kondisi normal.
Pada
satu musim tanam, tikus betina dapat melahirkan 2-3 kali, sehingga satu induk
mampu menghasilkan sampai 100 ekor tikus, sehingga
populasi akan bertambah
cepat meningkatnya. Tikus betina cepat dewasa, pada umur 28 hari sudah siap
kawin dan dapat bunting. Masa kehamilan mencapai 19-23 hari, dengan rata-rata
21 hari. Tikus jantan lebih lambat menjadi dewasa daripada betinanya, pada umur
60 hari siap kawin. Lama hidup tikus sekitar 8 bulan.
Sarang
tikus pada pertanaman padi masa vegetatif cenderung pendek dan dangkal,
sedangkan pada masa generatif lebih dalam, bercabang, dan luas karena mereka
sudah mulai bunting dan akan melahirkan anak. Selama awal musim
perkembangbiakan, tikus hidup masih soliter, yaitu satu jantan dan satu betina,
tetapi pada musim kopulasi banyak dijumpai beberapa pasangan dalam satu
liang/sarang. Dengan menggunakan Radio Tracking System, pada fase vegetatif dan
awal generatif tanaman, tikus bergerak mencapai 100-200 m dari sarang,
sedangkan pada fase generatif tikus bergerak lebih pendek dan sempit, yaitu
50-125 m dari sarang.
Penyebab – penyebab
meluaknya populasi hama tikus khususnya di indonesia
v Jumlah pakan/makanan (Padi) melimpah
khususnya indonesia.
v Jumlah pemangsa tikus (Konsumen II)
sedikit / tidak seimbang dengan jumlah tikus.
v Tempat berkembang biak yang aman untuk
tikus.
v Tidak ada peran serta dari manusia dalam
membasmi sarang tikus.
v Banyak predator ( ular ) yang diburu
oleh manusia
- Penyebab Terjadinya
Jumlah
pakan/makanan (Padi) melimpah.
Jumlah
pemangsa tikus (Konsumen II) sedikit / tidak sei,bang dengan jumlah tikus.
Tempat
berkembang biak yang aman untuk tikus.
Tidak
ada peran serta dari manusia dalam membasmi sarang tikus.
Banyak
predator ( ular ) yang diburu oleh manusia.
- Efek Tehadap Organisme Lain
Mungkin
bisa membuat pertumbuhan padi menjadi kurang baik atau bahkan bisa gagal panen.
Hal tersebut juga berlaku untuk tanaman lain yang biasanya dikonsumsi tikus.
Karena tanaman tersebut dirusak oleh tikus sedangkan mungkin pemangsa tikus
sendiri jumlahnya sedikit.
- Pengaruh Yang Timbul Pada Rantai Makanan
Tanaman padi ( Produsen ) akan lebih
cepat habis karena jumlah tikus banyak sedangkan pemangsa tikus ( Ular )
mungkin jumlahnya sedikit. Jadi Produsen akan cepat habis, sedangkan Hewan /
Pemangsa (Konsumen III) yang tingkatnya diatas Pemangsa Tikus (Konsuman II)
juga akan berkurang karena kekurangan sumber makanannya.
Dengan
kata lain, akan terjadi ketidakseimbangan pada rantai makanan apabila jumlah
Tikus (Konsuman I) tidak segara dikendalikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar