Seni Rupa 3 Dimensi
Pengertian Seni
Rupa 3 Dimensi
Seni rupa tiga
dimensi adalah seni rupa yang memerlukan ruang, karena mempunyai ukuran panjang,
lebar, dan tebal. Karena seni rupa tiga dimensi tidak mempunyai bidang datar
dan tidak datar, sehingga penempatannya berdiri lepas artinya tidak tergantung
pada dinding sebagai dasarnya, sebagai contohnya patung, seni bangunan,
(arsitektur) dan seni terapan misalnya perabotan rumah tangga.
Seni rupa Dua
dimensi dan seni rupa tiga dimensi ini hampir sama ,cuma yang membedakan adalah
bentuk penambilan di mana karya eni rupa dimensi hanya mencolok pada
keindahannya sehingga karya seni rupa tiga dimensi bisa di katakan bahwa seni
rupa ini dapat lebih berarti fungsinya di banding karya seni rupa dua dimensi.
para
seniman seniman terbaik dalam dunia lukis maupun ini dapat mengartikan bahwa
apapun hasil iya buat dia telah bersyukur meskipun tidak terlalu bagus karena
suatu ciptaan mereka iya jadikan sebagai patokan untuk membenahi karya
selanjutnya.
Seni rupa : cabang seni yang membentuk karya seni dengan media
yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan.
Karya seni rupa dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
2. Jenis
Karya Seni Rupa 3 Dimensi
Karya Seni Rupa 3 Dimensi
Karya seni rupa yang memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi, atau karya
yang memiliki volume dan menempati ruang.
Jenis Karya
Seni Rupa 3 Dimensi Contoh :
1. seni patung,
2. seni kriya,
3. seni keramik,
4. seni arsitektur dan
5. berbagai desain produk.
3. simbol karya seni rupa 3 dimensi
Unsur ruang merupakan salah satu ciri
pembeda antara karya dua dimensindengan tiga dimensi. Obyek karya seni rupa dua
dimensi hanya bisa di lihat dari satu sisi saja, tetapi karya tiga dimensi
dapat di lihat lebih dari dua sisi.
Jenis Karya Seni Rupa 3 Dimensi
Seperti juga karya seni rupa dua dimensi, dilihat dari fungsinya karya seni rupa tiga dimensi dibedakan menjadi karya yang memiliki fungsi pakai (seni rupa terapan - applied art) dan karya seni rupa yang hanya memiliki fungsi ekspresi saja (seni rupa murni-pure art). Perbedaan fungsi ditentukan oleh tujuan pembuatannya. Karya seni rupa sebagai benda pakai yang memiliki
fungsi praktis dibuat dengan pertimbangan kegunaannya. Dengan demikian bentuk benda atau karya seni rupa tersebut akan semakin indah dilihat dan semakin nyaman digunakan.
Simbol Dalam Karya Seni Rupa 3 Dimensi
Simbol merupakan lambang yang mengandung makna atau arti. Kata simbol dalam bahasa Inggris: symbol; Latin symbolium, berasal dari bahasa Yunani symbolon (symballo) yang berarti menarik kesimpulan, bermakna atau memberi kesan. Secara konseptual, kata simbol ini memiliki beberapa
pengertian sebagai berikut.
1. Sesuatu yang biasanya merupakan tanda yang kelihatan yang menggantikan gagasan atau
objek tertentu.
2. Kata; tanda, isyarat, yang digunakan untuk mewakili sesuatu yang lain: arti, kualitas,
abstraksi, gagasan, objek.
3. Apa saja yang diberikan arti dengan persetujuan umum dan/ atau dengan kesepakatan
atau kebiasaan. Misalnya, lampu lalu lintas.
4. Tanda konvensional, yakni sesuatu yang dibangun oleh masyarakat atau individu-individu
dengan arti tertentu yang kurang lebih standar yang disepakati atau dipakai anggota masyarakat
itu. Arti simbol dalam konteks ini sering dilawankan dengan tanda alamiah.
Dalam pembelajaran seni rupa, kata Simbol dijelaskan sebagai makna yang dikandung dalam karya seni rupa baik wujud objeknya maupun unsur-unsur rupanya. Misalnya merah adalah simbol keberanian. Patung katak sebagai simbol pemanggil hujan. Patung kuda sebagai simbol kegagahan, dan lain sebagainya. Dalam cerita sering digunakan beberapa jenis hewan untuk melambangkan
sifat-sifat tertentu. Misalnya, simbol kancil melambangkan makna cerdik, lincah dan banyak akal. Serigala seringkali digunakan untuk melambangkan keserakahan dan kelicikan. Lain lagi dengan keledai yang digunakan untuk melambangkan kemalasan dan kebodohan. Dalam seni rupa, simbol dapat dijumpai pada karya dua dimensi maupun tiga dimensi. Patung, tugu dan monumen misalnya, adalah karya seni rupa tiga dimensi yang dapat memiliki makna dan simbol tertentu. Kebiasaan untuk
membuat patung, tugu dan monumen yang melambangkan sesuatu sudah dilakukan orang sejak jaman dahulu. Tugu dan monumen ada yang terbuat dari batu dan logam. Biasanya berukuran besar dan dibangun untuk memperingati peristiwa-perisitiwa penting atau tempat-tempat bersejarah.
Sebagai contoh, tugu Proklamasi di Jakarta adalah simbol dari kemerdekaan dan perjuangan rakyat Indonesia. Tugu katulistiwa di Pontianak Kalimantan Barat untuk menandai tempat yang dilalui garis katulistiwa.
Jenis Karya Seni Rupa 3 Dimensi
Seperti juga karya seni rupa dua dimensi, dilihat dari fungsinya karya seni rupa tiga dimensi dibedakan menjadi karya yang memiliki fungsi pakai (seni rupa terapan - applied art) dan karya seni rupa yang hanya memiliki fungsi ekspresi saja (seni rupa murni-pure art). Perbedaan fungsi ditentukan oleh tujuan pembuatannya. Karya seni rupa sebagai benda pakai yang memiliki
fungsi praktis dibuat dengan pertimbangan kegunaannya. Dengan demikian bentuk benda atau karya seni rupa tersebut akan semakin indah dilihat dan semakin nyaman digunakan.
Simbol Dalam Karya Seni Rupa 3 Dimensi
Simbol merupakan lambang yang mengandung makna atau arti. Kata simbol dalam bahasa Inggris: symbol; Latin symbolium, berasal dari bahasa Yunani symbolon (symballo) yang berarti menarik kesimpulan, bermakna atau memberi kesan. Secara konseptual, kata simbol ini memiliki beberapa
pengertian sebagai berikut.
1. Sesuatu yang biasanya merupakan tanda yang kelihatan yang menggantikan gagasan atau
objek tertentu.
2. Kata; tanda, isyarat, yang digunakan untuk mewakili sesuatu yang lain: arti, kualitas,
abstraksi, gagasan, objek.
3. Apa saja yang diberikan arti dengan persetujuan umum dan/ atau dengan kesepakatan
atau kebiasaan. Misalnya, lampu lalu lintas.
4. Tanda konvensional, yakni sesuatu yang dibangun oleh masyarakat atau individu-individu
dengan arti tertentu yang kurang lebih standar yang disepakati atau dipakai anggota masyarakat
itu. Arti simbol dalam konteks ini sering dilawankan dengan tanda alamiah.
Dalam pembelajaran seni rupa, kata Simbol dijelaskan sebagai makna yang dikandung dalam karya seni rupa baik wujud objeknya maupun unsur-unsur rupanya. Misalnya merah adalah simbol keberanian. Patung katak sebagai simbol pemanggil hujan. Patung kuda sebagai simbol kegagahan, dan lain sebagainya. Dalam cerita sering digunakan beberapa jenis hewan untuk melambangkan
sifat-sifat tertentu. Misalnya, simbol kancil melambangkan makna cerdik, lincah dan banyak akal. Serigala seringkali digunakan untuk melambangkan keserakahan dan kelicikan. Lain lagi dengan keledai yang digunakan untuk melambangkan kemalasan dan kebodohan. Dalam seni rupa, simbol dapat dijumpai pada karya dua dimensi maupun tiga dimensi. Patung, tugu dan monumen misalnya, adalah karya seni rupa tiga dimensi yang dapat memiliki makna dan simbol tertentu. Kebiasaan untuk
membuat patung, tugu dan monumen yang melambangkan sesuatu sudah dilakukan orang sejak jaman dahulu. Tugu dan monumen ada yang terbuat dari batu dan logam. Biasanya berukuran besar dan dibangun untuk memperingati peristiwa-perisitiwa penting atau tempat-tempat bersejarah.
Sebagai contoh, tugu Proklamasi di Jakarta adalah simbol dari kemerdekaan dan perjuangan rakyat Indonesia. Tugu katulistiwa di Pontianak Kalimantan Barat untuk menandai tempat yang dilalui garis katulistiwa.
4. Nilai Estetis Seni Rupa 3 Dimensi
Estetika Seni
Estetika itu adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni, Estetika itu berasal dari Bahasa Yunani (αισθητική), dibaca aisthetike. Pertama kali digunakan oleh filsuf Alexander Gottlieb Baumgarten pada 1735 untuk pengertian ilmu tentang hal yang bisa dirasakan lewat perasaan.
Hakikat Estetika
Mayeski (1990) menyatakan estetis berkenaan pada satu apresiasi bentuk keindahan dan perasaan baru atau kekaguman. Misalnya melihat keindahan tenggelamnya matahari, mendengarkan ritme rintik air hujan. Muharam (1991) menyatakan estetika umumnya dikaitkan dengan pengetahuan keindahan, sedang batasan singkat estetika adalah filsafat dan pengkajian ilmiah dari komponen estetika dan pengalaman manusia. Selanjutnya dikatakan pengalaman estetis menekankan pada melakukan hal-hal untuk sesuatu yang orisinil, artinya: keindahan akan menjadi sempurna jika keindahan itu diciptakan bukan ditiru atau dimanipulasi.
Dua batasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa estetika dipergunakan dalam membahas secara teoritis arti estetika/indah atau hal yang bersifat estetik. Lebih lanjut dijelaskan bahwa estetika sebagai sebuah subjek yang menentukan syarat-syarat estetis yang menganalisis dasar, wawasan dan implikasinya dari suatu fenomena mengenai estetika.
Estetika dapat dipandang dari berbagai aspek, tetapi pegangan untuk memahami nilai-nilai estetika yang dipergunakan dalam karya seni terdapat nilai bahwa estetika terdiri dari:
a. Absolutisme; doktrin tentang pembakuan suara/pengakuan mengenai keindahan. Penilaian dengan doktrin ini tidak dapat ditawar lagi, artinya: karya yang tidak memenuhi syarat maka karya itu tak mempunyai nilai.
b. Anarki; doktrin ini menyerahkan penilaian kepada masing-masing pribadi secara murni, subjektif dan tak perlu tanggung jawab.
c. Relativisme; doktrin ini menggunakan kriteria atau pembakuan tentang nilai estetika yang tidak mutlak (absolut), tetapi masih objektif dalam pemikiran karena karya berasal dari keinginan dan motivasi manusia abadi.
pada masa sekarang estetika bisa berarti tiga hal, yaitu:
Estetika Seni
Estetika itu adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni, Estetika itu berasal dari Bahasa Yunani (αισθητική), dibaca aisthetike. Pertama kali digunakan oleh filsuf Alexander Gottlieb Baumgarten pada 1735 untuk pengertian ilmu tentang hal yang bisa dirasakan lewat perasaan.
Hakikat Estetika
Mayeski (1990) menyatakan estetis berkenaan pada satu apresiasi bentuk keindahan dan perasaan baru atau kekaguman. Misalnya melihat keindahan tenggelamnya matahari, mendengarkan ritme rintik air hujan. Muharam (1991) menyatakan estetika umumnya dikaitkan dengan pengetahuan keindahan, sedang batasan singkat estetika adalah filsafat dan pengkajian ilmiah dari komponen estetika dan pengalaman manusia. Selanjutnya dikatakan pengalaman estetis menekankan pada melakukan hal-hal untuk sesuatu yang orisinil, artinya: keindahan akan menjadi sempurna jika keindahan itu diciptakan bukan ditiru atau dimanipulasi.
Dua batasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa estetika dipergunakan dalam membahas secara teoritis arti estetika/indah atau hal yang bersifat estetik. Lebih lanjut dijelaskan bahwa estetika sebagai sebuah subjek yang menentukan syarat-syarat estetis yang menganalisis dasar, wawasan dan implikasinya dari suatu fenomena mengenai estetika.
Estetika dapat dipandang dari berbagai aspek, tetapi pegangan untuk memahami nilai-nilai estetika yang dipergunakan dalam karya seni terdapat nilai bahwa estetika terdiri dari:
a. Absolutisme; doktrin tentang pembakuan suara/pengakuan mengenai keindahan. Penilaian dengan doktrin ini tidak dapat ditawar lagi, artinya: karya yang tidak memenuhi syarat maka karya itu tak mempunyai nilai.
b. Anarki; doktrin ini menyerahkan penilaian kepada masing-masing pribadi secara murni, subjektif dan tak perlu tanggung jawab.
c. Relativisme; doktrin ini menggunakan kriteria atau pembakuan tentang nilai estetika yang tidak mutlak (absolut), tetapi masih objektif dalam pemikiran karena karya berasal dari keinginan dan motivasi manusia abadi.
pada masa sekarang estetika bisa berarti tiga hal, yaitu:
1. Studi mengenai fenomena estetis
2. Studi mengenai fenomena persepsi
3. Studi mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis
Ini ada salah satu pernyataan mengenai estetika dirumuskan oleh Clive Bell, yang berpendapat bahwa, "keindahan hanya dapat ditemukan oleh orang yang dalam dirinya sendiri telah memiliki pengalaman sehingga dapat mengenali wujud bermakna dalam satu benda atau karya Seni tertentu dengan getaran atau rangsangan keindahan".
TEKNIK
DALAM SENI RUPA 3 DIMENSI
1. Teknik Plakat yaitu melukis dengan menggunakan cat poster, cat
minyak cat akrelik, dengan goresan yang tebal, sehingga menghasilkan warna
pekat dan padat
.
2. Teknik Transparan yaitu teknik menggambar / melukis dengan
menggunakan cat air, dengan sapuan warna yang tipis sehingga hasilnya nampak transparan.
3. Teknik Kolase yaitu melukis dengan memotong kertas yang kemudian
ditempel sehingga membentuk lukisan yang realis atau abstrak.
4. Teknik 3M (melipat, menggunting, dan merekat) adalah merupakan
proses manipulasi lembaran kertas menjadi suatu bentuk tiga dimensi.
5. Teknik Aplikasi yaitu karya hias dalam seni jahit-menjahit dengan
menempelkan (menjahitkan) guntingan-guntingan kain yang dibentuk seperti bunga,
buah, binatang, dsb pada kain lain sebagai hiasan.
6. Teknik Mozaik yaitu dengan menempel benda-benda tiga demensi yang
ditata sedemikian rupa sehingga menghasilkan lukisan.
7. Teknik Menganyam adalah seni kerajinan yang dikerjakan dengan
cara mengangkat dan menumpangtindihkan atau menyilang-nyilangkan bahan sehingga
menjadi suatu karya anyaman.
8. Teknik Merakit adalah membuat karya dengan cara
menyambung-nyambung beberapa bagian atau potongan bahan. Caranya disebut
merakit, hasilnya disebut rakitan. Potongan bahan disambungkan dengan cara
dilas, dipatri, disekrup atau dengan cara yang lain.
9. Teknik Makrame adalah sebuah bentuk seni kerajinan
simpul-menyimpul dengan menggarap rantaian benang awal dan akhir suatu hasil
tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga
terbentuk aneka rumbai dan jumbai.
10. Teknik Menuang (cor) yaitu proses menuang menggunakan bahan cair
yang dituangkan pada alat acuan yang berbentuk cetakan.Setelah menjadi keras
dikeluarkan dari acuan/cetakan.Bahan cair ini dibuat dari semen, plastic,
karet, gips, dan logam (tembaga, besi).
11. Teknik Butsir adalah teknik yang hanya menggunakan alat telapak
tangan dan alat lain (kayu, kawat) sederhana. Bahan yang
digunakan lunak, elastis, lentur antara lain tanah liat, plastisi.
12. Teknik Pahat yaitu membentuk dengan jalan membuang bahan yang
tidak dipergunakan dengan cara memahat. Cara pembuatannya dengan
menggunakan alat pahat (tatah) atau ukir dan martil. Bahan (media) yang
digunakan adalah bahan keras seperti batu, cadas, kayu, gips, tanah liat
kering.
13. Teknik Menjahit adalah cara melekatkan (menyambung,
mengelem, dsb) dengan jarum dan benang.
14. Teknik
Membangun yaitu kegiatan yang mencakup aktivitas menyusun berbagai komponen
untuk dijadikan benda trimatra (tiga dimensi).
Terimakasih. Artikelnya sangat membantu :) mampir juga yah www.berbagibersamaiqwa.blogspot.com , Salam kenal ;)
BalasHapus